Sumpah Karate

Sumpah Karate

Sumpah karate adalah ikrar seorang kakareta ketika orang tersebut mempelajari dan berlatih karate. Sumpah karate tidak hanya berlaku ketika diucapkan di Dojo tempat berlatih tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari.

Sumpah Karate:
1. Sanggup memelihara kepribadian
2. Sanggup patuh pada kejujuran
3. Sanggup mempertinggi prestasi
4. Sanggup menjaga sopan-santun
5. Sanggup menguasai diri


Penjelasannya

1. Sanggup Memelihara Kepribadian
Maksudnya tentu karateka harus mampu mengembangkan pribadi yang baik dan memeliharanya. Bayangkan, seandainya ada karateka (yang, dalam suatu demo, bisa menghancurkan dinding beton dengan tangan kosong) hobi berbuat onar — lantas bikin ribut dan berkelahi di tempat dugem. Boleh jadi lawannya akan terkirim ke rumah sakit, sementara sang atlet harus diamankan pihak berwajib.
Lebih gawat lagi kalau ternyata lawannya (yang bisa jadi tak berbekal ilmu beladiri) justru sampai tewas di tangan sang karateka. Tentunya ini akan jadi preseden buruk bagi ilmu beladiri tersebut. Maka, sudah jelas bahwa “sanggup memelihara kepribadian” adalah poin utama dari orang yang hendak belajar beladiri tangan kosong ini.

2. Sanggup Patuh pada Kejujuran
Secara harfiah dapat dipahami, pada dasarnya seorang karateka harus mengabdi pada kejujuran. Bisa dibilang poin ini menekankan semangat budi pekerti, tidak bersikap licik, serta selalu mengambil tindakan yang jujur dan bisa dipertanggungjawabkan.

3. Sanggup Mempertinggi Prestasi
Maksudnya terus memperbaiki keadaan diri sendiri. Hari ini harus lebih baik daripada hari kemarin! Jika hari ini Anda baru hapal gerakan-gerakan kata I, maka esok hari gerakan Anda di kata tersebut harus sudah lebih bagus dan lebih luwes, walaupun sedikit. Intinya adalah kemajuan akan diri sendiri — syukur-syukur, “prestasi” yang sebenarnyalah yang Anda tingkatkan (e.g. lewat turnamen dan invitasi).

4. Sanggup Menjaga Sopan-santun

Ini juga jelas. Jangan melakukan tindakan asusila; jangan bercanda yang keterlaluan; hargai orang yang lebih tua; bersikaplah ramah pada yang lebih muda, dan seterusnya. Pribadi yang baik yang terbentuk dari (1) harus dilanjutkan dengan (2) dan (4) ini secara bersamaan.

5. Sanggup menguasai diri,
Tentunya, kalau Anda punya teknik pukulan yang sempurna, kepalan tangan yang keras akibat rutin push-up dengan tangan mengepal, dan otot bisep yang terlatih, Anda menjadi orang yang berbahaya ketika marah. Bayangkan juga kaki Anda begitu kuat hasil latihan jalan jongkok setiap malam — mawashi Anda boleh jadi sanggup membuat ‘korban’ Anda gegar otak.Sekarang, bayangkan seorang karateka terlatih langsung naik pitam — hanya karena bahunya terkena tumpahan air di restoran. Apa nggak bahaya tuh? Makanya, prinsip ini berfungsi melengkapi pelaksanaan butir (1) bersama dengan butir (2) dan (4) 


sumber: pbforki